Yogyakarta, 14-17 Mei 2024 – Organisasi Penyintas Tuberkulosis (OPT) TERBESAR menjadi peserta dan juga panitia untuk acara Pelatihan UMKM Penyintas TBC yang berlangsung di Hotel Harper Malioboro Yogyakarta. Acara ini juga menghadirkan para narasumber dari berbagai sektor yang relevan. Salah satu anggota OPT TERBESAR menjadi narasumber untuk membagikan success story dari usaha rumahan yang telah dilakukan.
Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Perpres no.67 tahun 2021 yang mengamanatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya mitigasi dampak sosial dan ekonomi dari TBC. Untuk itu, acara ini berfokus pada pemberdayaan ekonomi penyintas TBC melalui usaha kecil dan menengah (UMKM). Pendekatan ini diharapkan dapat membantu individu dengan TBC dan penyintas untuk berpartisipasi produktif di pasar, meningkatkan kesejahteraan mereka, serta mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi akibat kondisi kesehatan mereka.
Penyakit TBC memiliki dampak luas yang memerlukan upaya lebih dari sekadar penanganan kesehatan masyarakat. Dalam pendekatan ini, masyarakat terdampak TBC didorong untuk berpartisipasi produktif di pasar, menciptakan usaha kecil yang dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi lokal, serta meningkatkan kepercayaan diri dan efektivitas individu. Dengan mendukung penyintas TBC sebagai pelaku UMKM, diharapkan mereka dapat mengatasi tantangan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Sebanyak 78 penyintas TBC yang terpilih telah lolos verifikasi dari tim kepesertaan POP TB Indonesia akan berpartisipasi dalam acara ini. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh pengamat dari berbagai kementerian, dinas, badan sosial, dan organisasi penyintas TBC.
Acara ini bertujuan untuk mengatasi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit TBC, terutama bagi mereka yang mengalami kondisi kronis. Penyakit ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik seseorang, tetapi juga berdampak signifikan pada kehidupan sosial dan ekonomi mereka. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan multi-pihak untuk melakukan perubahan terencana yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat terdampak TBC.
Kegiatan ini mencakup pemberdayaan dan penguatan ekonomi penyintas TBC melalui UMKM, diantaranya seperti pelatihan eco-print, kegiatan merajut, pembuatan kerajinan tangan, dan pembuatan bakpia. Pembinaan dan pendampingan secara berkala juga akan dilakukan untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program ini, sehingga peserta dapat menjadi mandiri.
Salah satu peserta dari OPT TERBESAR mengungkapkan selama Pelatihan UMKM banyak sekali hal baru yang didapat, bukan hanya pengalaman namun juga teman baru dari berbagai daerah.
"Dari teman-teman saya juga dapat banyak cerita perjuangan mereka selama pengobatan yang beraneka ragam. Beruntung sekali diadakan workshop untuk berwirausaha seperti ini, karena memang dari cerita yang ada banyak sekali penyintas yang terhambat ekonominya karena sakit TBC yang diderita, baik selama pengobatan bahkan hingga setelah selesai berobat. Materi yg diberikan juga sangat bermanfaat, mulai dari penjelasan penyakit TBC itu seperti apa, materi tentang kiat membangun bisnis, digital marketing, pengelolaan keuangan dalam bisnis sederhana, hingga paparan kisah sukses penyintas yang terjun berwirausaha, dan tak lupa praktik langsung membuat kerajinan manik manik dan ecoprinting yang sangat menginspirasi," ujar Elsa.
Elsa berharap ke depan masih bisa dilanjutkan kembali program program seperti ini dengan materi praktik yg lebih mendalam sehingga perwakilan tiap OPT bisa membagikan ilmunya kepada teman-teman lain sebagai inspirasi wirausaha.

Salah Satu Anggota OPT TERBESAR yang Menjadi Narasumber dalam Kegiatan Workshop UMKM bagi Organisasi Penyintas Tuberkulosis
Selain itu peserta lainnya, yaitu Haris mengungkapkan kesannya terhadap kegiatan Pelatihan UMKM yang dilakukan telah membuka pandangan baru bagi para penyintas TBC RO yang ingin berwirausaha. Ia berharap dari kegiatan ini muncul wirausahawan-wirausahawan baru dari penyintas atau OPT sehingga menjadikan terbukanya lapangan kerja baru bagi mereka yang harus berhenti bekerja karena TBC.
Siaran pers ini diterbitkan oleh Yayasan Terbesar Yogyakarta, Bakrie Center Foundation. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Kak Mufi (Terbesar)
+62 857-2929-5151
Website. : bcf.or.id
terbesarjogja.com
Instagram. : @bakriecenter
@Terbesar_tbc_yogyakarta
Twitter. : @bakriecenter
Facebook : Bakrie Center Foundation
LinkedIn. : Bakrie Center Foundation
Youtube : Bakrie Center Foundation