Mengenal Tuberkulosis, Penyakit yang Tetap Menjadi Ancaman Global dan Dukungan Solusi dengan Aplikasi Lapor TBC

TBC

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun telah ada vaksin dan pengobatan untuk TBC, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sebagai salah satu tujuan dalam Sustainable Development
Goals
(SDGs). Dengan lebih dari 10 juta kasus baru setiap tahunnya, TBC terus mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala, penularan, diagnosis, pengobatan, serta upaya eliminasi dengan bantuan aplikasi Lapor TBC.

TBC telah ada sejak zaman kuno dan masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia. Meskipun telah ada kemajuan dalam pengobatan dan pencegahan, penyakit ini masih mempengaruhi jutaan orang setiap tahunnya.

Indonesia merupakan salah satu dengan negara beban TBC tertinggi di dunia kedua setelah China. WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 penduduk atau 319 per 100.000 penduduk, sedangkan TB-HIV sebesar 26.000 kasus per tahunnya atau 14 per 00.000 penduduk. Kematian akibat TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk dan kematian akibat TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Keadaan ini tentu menjadi tantangan bagi negara Indonesia,apalagi diperberat dengan kompleksitas yang makin tinggi seperti TBC RO (resisten obat), TBC Komorbid, dan TBC pada anak. (Kemenkes, 2019).

Gejala TBC juga dapat bervariasi, mulai dari batuk kronis, demam, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari hingga batuk darah. Penularannya terjadi melalui udara ketika mengobrol dengan orang yang terinfeksi mengeluarkan bakteri melalui batuk atau bersin serta bisa juga melalui pemakaian alatmakan secara bersama. Orang yang tinggal atau bekerja dalam lingkungan yang padat, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC.

Diagnosis TBC dilakukan melalui tes tuberkulin, tes darah, tes dahak, dan pemeriksaan sinar-X dada. Pengobatan TBC melibatkan kombinasi obat-obatan antimikroba yang harus diambil selama beberapa bulan hingga tahunan. Tantangan utama dalam pengobatan TBC adalah kepatuhan pasien
terhadap pengobatan yang panjang dan kompleks.

Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan vaksinasi BCG pada anak-anak dan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan diri dan ruangan, serta menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi atau dengan memakai masker. Mengatasi stigma terhadap TBC juga penting untuk
mendorong individu untuk mencari diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Pemberantasan TBC memerlukan peran aktif dari para kader serta masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam rangka penemuan dan pendampingan pasien TBC dan juga dalam memberikan informasi dan edukasi tentang TBC kepada masyarakat.

Perhimpunan Organisasi Pasien (POP) TB Indonesia melakukan pengembangan program aplikasi berbasis web yang diberi nama LaporTBC. Aplikasi ini tersedia di Play Store maupun App Store dan dapat diunduh secara gratis. LaporTBC adalah aplikasi berbasis website https://laportbc.id/ yang bertujuan sebagai media kampanye “ketahui hakmu” bagi para pasien dan penyintas TBC, media informasi daftar RS layanan TBC RO, pemberdayaan pasien/penyintas TBC dan komunitas agar dapat mengakses pengetahuan seputar TBC, dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik atas situasi yang dialaminya dengan mengangkat sebuah aduan melalui konseling kesehatan mental maupun bantuan hukum atau paralegal, serta sebagai umpan balik dari pasien, penyitas, dan komunitas untuk perbaikan layanan.

Tuberkulosis tetap menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, tetapi dengan kesadaran yang lebih besar, diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan langkah-langkah pencegahan yang efektif, kita dapat mengatasi tantangan ini. Dengan kerja sama antara individu, masyarakat, dan lembaga kesehatan, kita dapat memutus mata rantai penyebaran TBC dan memastikan kesehatan yang lebih baik bagi semua orang.

  1. World Health Organization. (2021). Tuberculosis.
  2. Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Tuberculosis (TB).
  3. Stop TB Partnership. (2021). Global Tuberculosis Report.
Tags :
Share This :