Tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat memengaruhi berbagai aspek Kesehatan baik secara fisik maupun mental. Jangka waktu pengobatan TBC yang lama serta efek samping yang bermunculan cenderung berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Dengan demikian, proses pengobatan sangat memerlukan ketekukan dan dukungan penuh dari pasien serta dukungan dari orang-orang disekelilingnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak pengobatan TB terhadap Kesehatan mental pasien.

Stigma dan Isolasi
Stigma dan isolasi sering terjadi pada penderita tuberkulosis (TB). Pada dasarnya manusia adalah makhlus sosial sehingga isolasi sosial yang terjadi pada pasien TB dapat menyebabkan kurangnya jumlah dukungan yang berkontribusi terhadap penurunan hasil kesehatan dan kepatuhan pengobatan TBC.
Hal ini terjadi karena pemahaman masyarakat tentang TB yang masih kurang. Sehingga, kerap kali terjadi diskrimasi yang mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan mental, peningkatan kecemasan, depresi, serta menurunkan kepercayaan diri para pasien TB.
Efek Samping Obat
Pengobatan TBC memiliki berbagai efek samping seperti mual, muntah, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur. Hal ini dapat membuat pasien yang tengah menjalani pengobatan menjadi depresi.
Efek samping seperti halusinasi dan kehilangan harapan hidup juga kerap dirasakan oleh pasien TBC. Oleh karena itu, peran petugas kesehatan sangat perlu untuk memberikan pemahaman lebih detail mengenai efek samping obat serta dukungan dari orang-orang terdekat.
Dukungan Psikososial
Dukungan psikososial didefinisikan sebagai kombinasi dukungan berbasis psikologis (misalnya: sesi konseling, dukungan kelompok sebaya, dan pendidikan kesehatan) dan/atau dukungan materi (misalnya, bantuan tunai, voucher transportasi, voucher makanan, paket makanan atau suplemen). Ini dapat melibatkan konselor atau petugas Kesehatan mental untuk membantu pasien dalam mengelola stress, mengatasi kecemasan, dan memberikan strategi koping yang efektif.
Pemantauan Intensif
Meningkatkan perhatian kepada para pasien selama pengobatan dengan selalu melakukan pemantauan secara intensif. Pentingnya petugas Kesehatan untuk selalu memeriksa tanda-tanda depresi, kecemasan, atau perubahan-perubahan lainnya. Hal ini dilakukan agar mewaspadai dari dini masalah Kesehatan mental yang mungkin saja dapat muncul selama pengobatan pasien berlangsung.
Edukasi Pasien dan Keluarga
Perlunya memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai TB serta dampaknya terhadap Kesehatan mental. Hal ini dapat mengurangi terjadinya gangguan Kesehatan mental selama pengobatan TB. Pasien yang terinformasi dengan lebih baik mungkin saja bisa dapat kooperatif selama melakukan rencana pengobatan sehingga mampu menjaga Kesehatan mental mereka secara lebih baik.
Kesehatan mental selama pengobatan TB sangat perlu diperhatikan oleh para petugas Kesehatan, hal ini untuk menunjang kesembuhan pasien. Dukungan psikososial, pemantau intensif selama pengobatan TB, serta edukasi pasien serta keluarga mengenai TB dan dampak pengobatan TB sangat perlu di lakukan.
Dengan pendekatan yang holistik, pasien dapat melewati masa pengobatan TB serta dapat membangun kembali kesehatan secara keseluruhan.
Referensi :
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10021913/
- https://sobattb.id/article/tahu-tb-apa-saja-faktor-pengaruh-kualitas-hidup-pasien-tuberkulosis-tbc
- https://www.thelancet.com/journals/eclinm/article/PIIS2589-5370(23)00234-1/fulltext